Tips Tetap Semangat Saat Kenyataan Hidup Tidak Sesuai Harapan

Dewi Kreckman
4 min readApr 12, 2021

--

Bagaimana saya bisa (InsyaAllah) tetap semangat, optimis, ikhlas dan cepat move on terhadap berbagai realita hidup yang tidak sesuai harapan saya, sedikit banyak karena “sudut pandang” yang sengaja saya rubah. Tentu yang utama adalah pertolongan Allah SWT.

Walaupun saya tidak bisa merubah kenyataan saya selalu bisa merubah cara saya melihat kenyataan.

Bisa dibaca mungkin ada yang mirip dan bisa dipraktekkan teman teman.

Saya berikan contoh:

🌸 Dilahirkan yatim di keluarga sederhana dengan didikan keras dari nenek. Saya biasa didisiplinkan dengan bentakan bahkan “sapu lidi” atau “tangkai kayu”. Dulu saya sering merasa sedih dan iri karena saya lihat teman saya dibesarkan di keluarga lain yang ortunya lengkap dan hangat penuh perhatian.

Sudut pandang baru saya:

Saya merasa beruntung saya dibesarkan di keluarga yang pendidikannya “keras” karena sekarang saya tumbuh sebagai pribadi yang mandiri dan tangguh secara emosional. Terutama di bisnis, saya tidak mudah menyerah walaupun di “pressure” lawan bisnis di perantauan USA dimana saingan kita jauh lebih kuat finansial, lebih pintar lulusan Universitas ternama USA, dan juga raksasa size bisnisnya. Mungkin jika saya dulu disayang sayang, dimanja, hidup serba berkecukupan sekarang saya bermental rapuh dan mudah menyerah.

🌸 Bercerai di usia 30 dan banyak stereotip “janda negatif” yang beredar di masyarakat terkadang membuat saya baper. Misal janda itu berarti wanita gak becus, gatel, gampangan, dll.

Sudut pandang baru:

Saya bersyukur bercerai usia 30. Masih muda dan kuat mencari nafkah. Dengan bercerai berarti saya punya kesempatan baru mendapatkan pria baru lebih baik dan mencintai saya sepenuhnya. Sesuatu yang sangat layak didapatkan setiap wanita. Saya mendapatkan “second chance in life” dan bisa memulai hidup baru serta mengejar impian, bebas dari toxic relationship. Lagian janda atau perawan tidak penting. Yang terpenting kita terus membangun kualitas diri kita agar layak mendapatkan jodoh terbaik. Orang pasti lebih memilih mobil Ferrari bekas daripada mobil Esemka baru #eh 😂

🌸 Saya bangkrut karena mengikuti guru yang salah, mempraktekkan ilmu yang salah. Terlalu terburu nafsu kurang ilmu dalam berbisnis. Merasa harus memulai lagi dari nol di usia yang tidak lagi muda.

Sudut pandang baru:

Saya bersyukur karena kegagalan berarti saya berani berbuat. Banyak pecundang bermimpi besar tanpa berani mencoba. Minimal saya menambah pengalaman dan wisdom dari kegagalan saya sendiri. Saya beruntung bisa bangkrut di usia 33 an dan bisa kembali bangkit saat saya usia 40 di negara baru dengan banyak peluang baru. Dengan punya pengalaman “guru/ilmu sesat” sekarang bisa tau dan mengenali “guru/ilmu lurus” dan saya siap mempraktekkan. Banyak orang sukses dunia memulai bisnis tersukses mereka ketika usianya diatas 40 tahun. Welcome to the club babe 😘

🌸 Pandemi Covid-19 menggagalkan banyak proyek bisnis maupun rencana liburan. Harusnya setahun ini saya ada jadwal ke New York, Washington DC, Chicago, Detroit, Istanbul, Bangkok, pulkam ke Indonesia, dll. Ada juga usaha yang saya rintis disini “pingsan” dan lockdown total. Alias usaha tersebut terpaksa ditutup sementara sampai sikon membaik. Akhirnya saya membantu bisnis Healthcare suami.

Sudut pandang baru:

Alhamdulillah karena pandemi lebih banyak waktu untuk keluarga. Saya lebih dekat dengan anak yg kuliahnya online dari rumah. Kita bisa cerita sambil duduk di rumah sambil makan masakan saya. Sebuah “family time” yang dulu tidak saya miliki karena saat anak kecil saya sibuk mencari nafkah (waktu menjanda) dan anak sekolah full day. Ini adalah anugerah yang tidak bisa dibeli dengan uang. Bahkan sekarang saya dan anak bisa kerja bareng bersama suami di healthcare. Selain kita makin dekat sebagai keluarga, alhamdulillah bisnis healthcare juga tumbuh luar biasa selama pandemi. Jadi saya hanya fokus pada kesempatan yang menghasilkan “cuan” bukan menangisi keadaan.

🌸 Pindah ke Amerika meninggalkan keluarga dan teman dan memulai segala sesuatu dari nol bukan hal yang mudah. Apalagi saat itu suami juga kondisi merintis bisnis setelah bangkrut bisnis properti. Dan kita nikah bisa dibilang tanpa pacaran. Banyak yang komentar saya “gila” atau nekat.

Sudut pandang baru:

Nikah tanpa pacaran membuat masa bulan madu terasa lebih lama. Kita pacaran dalam pernikahan yang sudah dihalalkan. Dengan merintis bisnis bersama suami lebih percaya pada saya untuk segala A-Z bisnis. Termasuk semua keputusan investasi maupun ekspansi bisnis. Suami lebih menghargai karena saya menerima dan mendukung dia saat susah maka di saat sukses suami dengan senang hati berbagi dgn saya. Pindah ke USA yang melting pot berbagai suku bangsa saya juga bisa melihat dunia dengan kacamata berbeda. Saya merasa bagian dari world citizen. Kesempatan dan ilmu terbuka lebar. No problem misal nanti mau tinggal atau bisnis di negara manapun di dunia. Saya merasa bisa melihat business dan hidup dari helicopter view. Dan siap dengan petualangan selanjutnya.

Semoga sharing ini bermanfaat dan bisa dilakukan teman teman tentu dengan disesuaikan sikon yang ada.

Love from USA 💕

Dewi Kreckman

LinkedIn : Dewi Kreckman
Instagram : @dewikreckman
Twitter : @Dewikreckman
Youtube : Dewi Kreckman
Tiktok : @Dewikreckman

Website Dewikreckman.com

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Dewi Kreckman
Dewi Kreckman

Written by Dewi Kreckman

0 Followers

Founder DECUREMED | Founder Immigrant Warrior | International Award Entrepreneur | Business Coach for Immigrants

No responses yet

Write a response